BERSYUKUR SETIAP SAAT
Namaku : Rika Arisma
No Peserta ku : 13101070
Dari begitu bangun dari kamar
lantai atas sampai turun ke lantai bawah, sudah berapa kali saya mengucapkan
terima kasih dan bersyukur? Mungkin sudah lima kali sampai tujuh kali. Dalam
satu hari? Berapa kali saya berterima kasih dan bersyukur di dalam hati? Berapa
kali yang saya ucapkan dengan lantang bersuara dengan orang lain? Mungkin bisa
50 sampai 100 kali, bisa lebih, karena tidak saya hitung.
Tidak praktis
kedengarannya? Kok ya aneh mengucapkan terima kasih sampai puluhan kali dan
satu hari? Bahkan ratusan kali? Jawabannya mudah saja: dengan berterima kasih
dan bersyukur, kita selalu mencari sisi positif dari segala sesuatu. Dengan
mencari sisi positif, maka diri kita menjadi semakin positif dalam melihat
segala sesuatu. Pasti ada putih setitik di dalam hitam kelam dan ada hitam
setitik di dalam putih bersih.
Dengan
selalu mengingat kelimpahan kita, otak kita mencetak keyakinan (believe) bahwa
memang kita hidup dalam kelimpahan. Maka, semua perbuatan kita didasari oleh
keyakinan ini, termasuk persepsi diri kita sebagai personifikasi dari sukses. Lantas, sampai kapan perlu
mengucapkan terima kasih dan bersyukur berpuluh-puluh kali tersebut? Sepanjang
hayat.
Ah, tidak praktis, mungkin ada yang berpendapat demikian. Sekali
lagi bahwa ini tidak mengajarkan untuk sukses dalam semalam, namun dengan
mengubah mindset (pola pikir) maka segala faktor eksternal yang sering
menjadi atribut orang sukses akan datang dengan sendirinya bagaikan arus
sungai.
Berterima kasih dan bersyukur toh tidak memerlukan modal
uang maupun sumber daya apa pun. Intinya hanya satu, yaitu kemauan keras untuk
mengubah diri. Jangan pikirkan “pahala” yang Anda dapat dari perbuatan ini dengan
mengucapkan terima kasih kepada orang lain tanpa ada rasa keterpaksaan dan rasa
canggung saja sudah merupakan jembatan kita kedalam hati orang itu.
“Teri ma kasih” tidak akan pernah ditolak
oleh orang lain, malah biasanya disambut dengan senyum lebar dan hati yang
sedikit lebih lembut daripada sebelumnya. Ini saja sudah merupakan magnit yang
bisa membantu kita semua dalam memproyeksikan diri yang sukses ke luar. Jadi,
jika ada keraguan dan ke-engganan untuk berterima kasih dan bersyukur dalam skala
dan frekuensi luar biasa, maka sebaliknyta Anda urungkan niat Anda untuyk
menjadi personifikasi dari sukses itu sendri. Aammiiin ...